Archive for the ‘Islam’ Category

Ikhwan

1.       Azis

2.       Khaerul Amri

3.       Ibiie

4.       Zulfikar

5.       Yanuar

6.       Fajar

7.       M. Mustofa

8.       Alfian Rinaldi

9.       Hendra Saputro

10.   Abdi Nugraha Hafid

11.   M. Aghni Ramadhan

Akhwat

1.       Afiyatun Hasanah

2.       Dini Apriyani

3.       Fityah

4.       Khairunnisa

5.       Anggi.N

6.       Ratih

7.       Fida Karimah

8.       Ita Barleani

9.       Lisdha Nurakida

10.   Naziroh

11.   Noni Yuswarman

12.   Kurnia Ismi

13.   Rahmanida

14.   Azizi Hanifah

15.   Samti Satria

16.   Shirly

17.   Nurul Khodijah

18.   Putri Wahyu

19.   Dainur

20.   Salyantissa

21.   Elni Siti Maryam

22.   Naylis

23.   Catur

24.   Khoerunnisa

25.   Nur Dewi Suranah

26.   Dwi.S

27.   Ela

28.   Putri Wahyu

29.   Hikmawati

30.   Atika

31.   Laras

32.   Sri Wahyuni

33.   Nurul Alifah

34.   Fitri Yanti

jakarta, 5 Maret 2011

Qur’an Institute

LSO QUR’AN INSTITUTE PROUDLY PRESENT…

Posted: Februari 22, 2011 in Islam

ASSALAMUALAIKUM,Wr.Wb

PUJI SYUKUR KAMI PANJATKAN KEHADIRAT ALLAH SWT YG TELAH MENCURAHKAN BERBAGAI MACAM NIKMAT , BAIK NIKMAT IMAN,ISLAM SERTA NIKMAT SEHAT SEHINGGA KAMI DAPAT HADIR KEMBALI DITENGAH – TENGAH ANDA.

SHALAWAT SERTA SALAM TAK LUPA KITA CURAHKAN KEPADA BAGINDA BESAR NABI MUHAMMAD SAW, KELUARGA , SAHABAT , SERTA PARA PENGIKUTNYA YANG ISTIQOMAH DIJALAN-NYA. SMOGA KITA TERMASUK DI DALAMNYA,AMIN…

KAMI DARI LSO QUR’AN INSTITUTE LDK UNJ

MENERIMA PENDAFTARAN PESERTA BARU PROGRAM TAHSIN DAN TAHFIZH QUR’AN.

PENDAFTARAN : 21 FEB – 5 MARET 2011

IKHWAN : TEGUH PURNOMO ( ELEKTRO “09” ) 08561779766

AKHWAT : NUSAIBAH ( BHS. ARAB “10” ) = 085714656753

FORMAT REGISTRASI ( SMS ) = NAMA_JUR/FAK_ANGKATAN_NOPE

BISA JG MELALUI BLOG INI DENGAN CARA MENYEBUTKAN : NAMA_JUR/FAK_ANGKATAN_NOPE ( DI KOLOM KOMENT )

ADMINISTRASI : RP. 40.000 ( PENDAFTARAN : 10.000 ,  PER LEVEL/SEMESTER : 30.000 )

NB: HARGA BELUM TERMASUK DIKLAT

DON’T MISS IT….

 

10 Sahabat Yang Dijamin Masuk Syurga

Posted: September 25, 2010 in Islam
Tag:

Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji hanya bagi Allah, yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar (Islam) untuk dimenangkan di atas semua agama walaupun orang musyrik membencinya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada baginda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,keluarganya,para sahabat,serta kaum muslimin yg selalu sabar, ikhlas serta istiqomah dalam mengikuti risalahnya.

Setiap orang pasti ingin masuk surga. Namun, tidak mudah untuk meraihnya. Tak cukup hanya mengaku sebagai Muslim, butuh ketaatan dan pengorbanan –Lihatlah bagaimana sikap itu ditunjukkan oleh para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW). Tidak hanya harta, jiwa dan raga pun rela mereka persembahkan untuk kejayaan Islam.

Dari sekian banyak sahabat Nabi, ada sepuluh sahabat yang memperoleh jaminan surga (Asratul Kiraam).

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ’anhu (RA) adalah khalifah pertama, setelah Nabi wafat. Ia sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah, kemanapun Nabi pergi, ia selalu menyertainya. Termasuk saat Rasul dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah, suatu perjalanan yang penuh dengan risiko. Sejak remaja, Abu Bakar telah bersahabat dengan Nabi. Ia juga orang pertama yang memeluk Islam. Tidaklah sulit baginya untuk mempercayai ajaran Islam, karena tahu betul keagungan akhlak Rasulullah. Demikian juga saat Nabi menyampaikan peristiwa Isra Mi’raj. Abu Bakarlah sahabat yang pertama kali membenarkan peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, ia diberi gelar oleh Rasulullah yakni Ash-Shiddiq (yang benar, jujur, dan membenarkan). Abu Bakar wafat dalam usia 63 tahun (13 Hijriah). Ia dikebumikan di Madinah bersebelahan dengan makam Rasulullah. Ia diriwayatkan 142 Hadits.

2. ‘Umar bin Khattab ‘Umar bin Khaththab RA adalah khalifah kedua. Ia termasuk sahabat yang sangat dikasihi oleh Nabi. Sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai sosok yang jago gulat dan gemar mabuk-mabukan. Seluruh penduduk Makkah merasa takut kepadanya. ’Umar memeluk Islam setelah mendengar surat Thoha yang dibacakan saudara perempuannya. Ia sangat keras dalam membela agama Allah. Ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraisy terhadap diri Nabi dan sahabat. Saat ’Umar diangkat menjadi khalifah, daerah kekuasaan Islam bertambah. Kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukan dalam kurun waktu satu tahun (636-637 M). Pemimpin yang sederhana dan peduli para rakyatnya ini, wafat setelah dibunuh Abu Lukluk saat hendak memimpin shalat ( 23 H/644 M). Ia dimakamkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah.

3. ‘Utsman bin Affan ‘Utsman bin Affan RA adalah khalifah Islam ketiga. Pada saat kepemimpinannya, ia berhasil mengumpulkan wahyu, dan menyusunnya dalam bentuk mushaf Al- Qur’an. ’Utsman masuk Islam lewat ajakan Abu Bakar As-Siddiq. Ia mendapat gelar Dzun Nur ’Ain (Pemilik Dua Cahaya), karena menikahi dua putri Nabi, Ruqayyah dan Ummu Kultsum. ’Utsman dikenal sebagai saudagar kaya dan dermawan. Ia selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Saat berkecamuk perang Tabuk, ’Utsman menyumbang lebih dari 940 unta, kemudian membawa 60 kuda untuk menggenapinya menjadi 1000. Usman Wafat pada tahun 35H atau 655M.

4. ‘Ali bin Abi Thalib ‘Ali bin Abi Thalib RA dilahirkan di Makkah tahun 598 Masehi. Suami dari putri Nabi, Fatimah, ini merupakan orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak. Sebagian meriwayatkan saat itu usianya 10 tahun.’Ali terkenal orang yang sangat berani, ahli siasat perang, dan cerdas. Pada saat peristiwa hijrah, ’Ali tidur di atas tempat tidur Rasulullah. Sehingga, para tentara Quraisy yang mengepung rumah Nabi, mengira Nabi masih berada di dalam rumah. ’Ali wafat pada tahun 40 Hijriyah, setelah ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam dengan pedang yang beracun setelah shalat Shubuh. Ia meninggal dalam usia 63 tahun dan menjabat sebagai khalifah selama 4 tahun 9 bulan. Beliau dimakamkan di Kufah, Irak.

5. Thalhah bin Abdullah Thalhah bin ’Abdullah dikenal sebagai salah satu konsultan Rasulullah. Ia berasal dari suku Quraisy. Saat berkecamuk perang Uhud, Thalhah ikut serta. Di arena tersebut ia menderita luka parah. Dia menjadikan dirinya sebuah perisai bagi Rasulullah dan mengalihkan panah yang akan menancap diri Nabi dengan tangannya. Sehingga semua jari-jarinya putus. Thalhah wafat pada 36 H atau 656 M. Ia Syahid saat mengikuti perang Jamal.

6. Zubair bin Awwam Zubair bin Awwan termasuk golongan yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Usianya saat itu baru 15 tahun. Pembelaannya terhadap Islam begitu nyata, Zubair tidak pernah absen dalam berbagai petempuran bersama kaum muslimin. Ia selalu berada di garda depan saat jihad dikumandangkan. Sekujur tubuhnya terdapat luka dari hasil peperangan. Ia sangat dicintai Rasulullah. Saat terjadi perseturuan di antara kaum muslimin, Zubair tidak sedikit pun memihak yang berseteru. Ia malah berusaha menyatukannya. Zubair ditikam ketika sedang menghadap Allah, ia wafat pada tahun 36H atau 656M.

7. Sa’ad bin Abi Waqqas Sa’ad bin Abi Waqqas memeluk Islam saat berusia 17 tahun. Ia sangat mahir menunggang kuda dan memanah. Jika ia memanah musuh dalam sebuah peperangan pastilah tepat sasaran. Hampir seluruh peperangan ia ikuti. Saat awal memeluk Islam, ibunya mengancam mogok makan dan minum. Dengan harapan, Sa’ad kembali ke ajaran nenek moyang. Namun, hampir sang ibu menemui ajal, ancaman itu dihiraukannya. Ia tidak menjual keyakinannya dengan apa pun, nyawa ibunya sekalipun. Saat periode Khalifah Umar bin Khattab, Sa’ad diangkat sebagai gubernur militer di Iraq yang bertugas mengatur pemerintahan dan sebagai panglima tentara. Sa’ad wafat pada usia 70 tahun (55H atau 675M). Ia dimakamkan ditanah Baqi’

8. Sa’id bin Zaid Sa’id adalah di antara sahabat yang beruntung. Dia masuk Islam bersama-sama istrinya, Fathimah binti Al-Khaththab, adik perempuan ‘Umar bin Khaththab. Sa’id membaktikan segenap daya dan tenaganya untuk berkhidmat kepada Islam. Ketika memeluk Islam usianya belum genap 20 tahun. Sa’id turut berperang bersama Rasulullah dalam setiap peperangan. Ia juga turut bersama kaum muslimin mencabut singgasana Kisra Persia. Sa’id pernah diperintahkan Rasulullah untuk memata-matai aktivitas musuh. Ia wafat dalam usia 70 tahun (51H atau 671M), dan dimakamkan di Baqi’, Madinah.

9. ‘Abdurrahman bin ‘Auf Abdurrahman bin ’Auf juga termasuk tujuh orang yang pertama masuk Islam. Ia di antara sahabat Rasul yang memiliki harta berlimpah. Selurah hartanya itu ia peroleh melalui perniagaan. Kesuksesannya tidak membuat ia lupa diri. Ia selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Bahkan saat ia diberitakan Rasulullah bahwa dirinya dijamin masuk surga, semangat bersedekahnya semakin membara. Tak kurang dari 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda perang, dan 1.500 ekor unta ia sumbangkan untuk perjuangan menegakkan Islam. Abdurrahman sempat berhijrah ke Habasyah sebanyak dua kali. Ia wafat pada umur 72 tahun (32H/652M) dan dimakamkan di baqi’.

10.Abu ‘Ubaidah bin Jarrah Rasulullah pernah memberikan pernyataan tentang Abu ‘Ubaidah. “Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan, dan sesungguhnya kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah,” begitu kata Rasulullah. Abu Ubaidah orang yang amanah dan jujur dalam berperilaku. Abu Ubaidah masuk Islam melalui perantara Abu Bakar As-Shiddiq diawal kerasulan Muhammad. Ia beberapa kali dipercaya Rasul memimpin peperangan. Ia wafat pada tahun 18H atau 639M.

Sumber : Hidayatullah.com

Makna Silaturahim

Posted: September 9, 2010 in Islam
Tag:

Rasulullah SAW mengatakan dalam H.R Bukhari dan Muslim bahwa “barang siapa yang ingin rizkinya diluaskan dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menghubungkan tali silaturahim.”

Istilah silaturahim di tengah-tengah masyarakat kita sering diartikan sebagai kegiatan kunjung-mengunjungi, saling bertegur sapa, saling menolong, dan saling berbuat kebaikan. Namun, sesungguhnya bukan itu makna silaturahim sesungguhnya. Silaturahim bukan hanya ditandai dengan saling berbalasan salam tangan atau memohon maaf belaka.

Bila mencermati dari asal katanya, yakni shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang, maka silaturahim diartikan sebagai menghubungkan kasih sayang antar sesama. Silaturahim juga bermakna menghubungkan mereka yang sebelumnya terputus hubungan atau interaksi, dan memberi kepada orang yang tidak memberi kepada kita. Contohnya adalah ketika ada salah satu pihak yang lebih dulu menyapa saudaranya, sementara sebelumnya interaksi di antara keduanya sedang tidak harmonis, maka dialah yang mendapat pahala lebih besar. Dan juga silaturahim ditandai dengan hubungan dengan hati, yakni keluasan hati. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah Saw, bahwa beliau bersabda, “Yang disebut bersilaturahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus” (HR Bukhari).

Demikian, silaturahmi pun memiliki fadhilah yang mustajab untuk mendatangkan kebaikan; bahkan keburukan, bila memutuskannya. Sebagaimana disabdakan oleh Rasul saw: “Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? ‘Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,’ sabda Rasulullah SAW, ‘adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan” (HR Ibnu Majah). Rasulullah Saw juga pernah bersabda bahwa “tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim.” Sudah ada balasan dari Allah bagi orang yang bersilaturahim yaitu surge, dan sebaliknya bagi orang yang memutuskan tali silaturahim yaitu neraka. Begitu besarnya balasan Allah sehingga begitu besar juga cobaan yang akan dihadapi. Dalam cobaan tersebut, hendaknya tidak mendahulukan hawa nafsu dan dendam, sehingga akan hilang balasan surga dari Allah.

Rasulullah SAW memberikan tips kepada kita agar terjalin saling mencintai dengan sesama muslim, yakni:

Tebarkan salam

Menghubungkan tali silaturahim

Memberi makan kepada yang membutuhkan.

Betapa pentingnya silaturahim dalam hubungan sesame, Rasulullah saw berpesan “sayangilah apa yang ada di muka bumi, niscaya Allah dan semesta alam akan menyayangimu” (H.R Tirmidzi), yang dapat diartikan bahwa hak saling berkasih sayang dan silaturahim tidak terbatas pada kerabat, tetapi sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa silaturahmi tidak hanya tampilan lahiriah belaka, namun harus melibatkan pula aspek hati. Dengan kombinasi amalan lahiriah dan amalan hatinya, kita akan mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat silaturahmi lebih baik. Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang kuat. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi bila kita bersilaturahmi kepada orang yang membenci kita atau seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah silaturahmi yang sebenarnya. Dalam sebuah hadis diungkapkan, “Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?” tanya Rasul pada para sahabat. “Tentu saja,” jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi” (HR Bukhari Muslim). Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Semoga kita bisa meraih surga Nya dengan membina silaturahim antar sesama.

oleh Aa Gym

SYUKUR NIKMAT

Posted: September 7, 2010 in Islam
Tag:

TUJUAN

F Peserta mengetahui makna syukur rukmat secara bahasu maupun istilah Peserta memahami pentingnya syukur nikmat

F Peserta mengetahui cara bersyukur

F Peserta mengetahui hal-hal yang dapat mengubah nikmat menjadi naqmah (siksaan)

METODE PENDEKATAN

F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN

Makna Syukur Nikmat

Syukur secara bahasa adalah berterima kasih. Menurut istilah syukur adalah memberikan pujian kepada yang memberi kenikmatan dengan sesuatu yang telah diberikan kepada kita berupa perbuatan ma’ruf, dalam pengertian tunduk dan berserah diri kepadaNya.

Pentingnya Syukur Nikmat

· Syukur adalah wasiat perlamu yang disampaikan Allah SWT kepada manusia. Setelah manusia mampu berpikir, Allah memerintahkannya untuk bersyukur kepadanya dan kepada kedua orang tuanya [31:14 ; 2:172 ; 17:3 ; 27:19].

· Allah memberiknn pujian kepada hambaNya yang tidak pernah lalai dalam mensyukuri nikmatNya [6:53 ; 3:145].

· Akan menambah kuatnya iman dan kenikmatan [14:7].

· Allah tidak nkan menyiksa orang-orang mukmin yang senantiasa bersyukur [4:147].

· Allah tidak menyukai orang yang mensyukuri nikmat dan mencla orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat [2:152; 100:6 ; 76:3,4]. “Hendaklah tiap orang dari kalian berhati yang bersyukur dan lisan yang mengingat (HR Turmudzi dan Ibnu Majah). Sesungguhnya Allah ridho kepada seorang hamba yang setiap makan dan minumnya memuji Allah ( atas karunia yang diberikan Allah kepdanya).

Cara Bersyukur

1. Syukur yang dilakukan dengan hati (Syukur Qolby)

Yaitu mengakui nikmat-nikmat Allah dan mencintaiNya. “Mengingat kenikmatan akan berpengaruh (membekas) pada kecintaannya kepada Allah Azza wa jalla”. (HR Abu Sulaimun Al-Wasithiy).

2. Syukur yang dilakukan oleh lisan (Syukru Lisan),

Yaitu memuji kepadaNya dan atas anugerah yang dilimpahkanNya [93:11]. Selain itu mempunyai kesadaran untuk menyatakan bahwa nikmat itu datang hanya dari sisi Allah [16:53].

3. Syukur yang dilakukan oleh anggota badan (Syukru Jawarih),

Yaitu dengan menggunakan anggota tubuh/melakukan aktivitas dalam rangka tunduk kepadanya dan ditujukan hanya untuk memperoleh keridhoanNya. Juga dengan meniahalkan segala bentak kemaksiatan serta mempersembahkan dan menundukkan kenikmatan yang dilimpahkan Allah untuk menaatiNya dan memperoleh keridhoanNya. Bersyukur kepada Allah harus tercermin dalan hati, urusan dan anggota tubuh, karena dengan hati itulah kita merasakan, mengetahui, menyambut, dan membicarakan nikmat-nikmat Allah.

Nikmat bisa berubah menjadi Naqmah (siksaan)

Nikmat bisa menjadi naqmah karena berbagai perkara, antara lain;

1. Jika kita melakukan kemaksiatan dan berbuat dosa, yaitu membalas nikmt Allah dengan hal-hal yang dimurkaiNya [30:41 ; 4:79J.

2. “Seorang hamba pada hari kiamat tiada melangkahkan kedua kakinya, sehingga ditanyakan kepadanya empat perkara, yaitu tentang umurnya, dihabiskannya untuk apa, tentang ilmunya, diamalkan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperolehnya dan untuk kepentiugan apa dihabiskan, serta masa muda dihabiskan untuk apa” (HR.Turmudzi)

3. Meyakini bahwa yang dimilikinya bukan dari Allah tapi atas usahanya sendiri atau dari selain Allah [28:78; 16:53-54, 84]

4. Sikap sombong, merasa diri lebih mampu dari orung lain sehingga ia mencela orang lain dan membangga-banggakan apa yang dimilikinya, baik harta, sawah ladang, ilmu, atau kedudukan [104:1-3].

5. Tidak menunaikan hak-hak Allah.

6. Bila kita memiliki ilmu walaupun sedikit, hendaklah tetap kita ajarkan kepada orang lain. Bila kita mempunyai harta walaupun sedikit, hendaknya kita infakkan, karena dalam harta itu ada hak-hak orang lain [70:24-25J ,

REFERENSI

Ruyyal Al-Haqil, Mensyukuri Nikmat Allah, GIP

ILMU ALLAH

Posted: September 7, 2010 in Islam
Tag:

TUJUAN

F Peserta memahami sifat dan kualitas Ilmu Allah.

F Peserta mengetahui jalan-jalan turunnya ilmu Allah

F Peserta mengetahui bukti-bukti ilmu Allah

METODE PENDEKATAN

F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN

Pendahuluan

· Sebagai konsekuensi logis dari Maha Penciptanya Allah yang meliputi ekosistem zahir/fisik, meliputi alam semesta, manusia, flora dan fauna dan ekosistem batin/metafisik, meliputi alam ruh, jin dsb, ialah Allah pulalah yang berhak disebut Al-Aliim (Maha Mengetahui) (QS. 59:22). Aksioma yang berlaku: Yang mencipta lebih tahu terhadap yang diciptakan..

· Ilmu Allah mencakup semua yang ada dan yang mungkin ada

Sifat Ilmu ALIah

1. Bersifat Pasti. Allah menciptakan segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi rapinya (QS. 25:2, 15:21)

2. Bersifat Obyektif (QS. 41:53)

3. Perintah Allah berlaku pada ciptaanNya (yang merupakan hasil IlmuNya)

Kualitas Ilmu Allah

Ilmu Allah tak dapat dibandingkan dengan ilmu siapapun dan Allah Maha mengetahui yang ghaib dan yang tersembunyi (QS. 18:109, 31:27, 31:16, 40:19).

Hakikat Ilmu Allah

Allah menggunakan 2 jalur dalam mengajarkan ilmunya pada manusia:

1. Jalur formasi resmi

· Dalam Bentuk wahyu

Sistem penyampaiannya berstruktur, melalui malaikat, rasul, sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in hingga ulama akhir zaman. Tidak langsung disampaikan ke seluruh manusia.

2. Jalur informal

· Dalam Bentuk ilham/ inspirasi

Sistem penyampaiannya mandiri, diperuntukkan bagi siapa saja, baik beriman maupun kafir yang mau mengadakan mubasyarah (pengamatan) terhadap alam semesta. Barang siara yang berusaha, maka dia akan mendapatkan. [29:69]

Bukti Ilmu Allah

  1. Ayatul Kauniyah, yaitu ayat-ayat Allah yang terhampar di alam, merupakan bukti yang meandukung kebenaran ayatul Qauliyah [3:109]. Ayat-ayat Kauniyah ini merupakan sarana bagi kehidupan manusia. Manusia harus melakukan eksperimen/percobaan dalam mengembangkan dan memanfaatkan untuk kemaslahatan hidupnya. Kebenaran yang diperoleh dari eksperimen tersebut, sifatnya relatif dan empiris
  2. Ayatul Qauliyah, yaitu ayat-ayat Allah yang terkandung di dalam Al-Qur’an, merupakan petunjuk untuk menemukan fakta empiris Ayatul Kauliyah. Ayat Qauliyah ini harus dijadikan pedoman hidup bagi manusia sebab kebenarannya adalah mutlak [2:185]

· Mempelajari ayat-ayat Allah tidak hanya ayatul qouliyah, tetapi diikuti dengan mempelajari ayatul Kauniyah.

· Dengan mempelajari ayatul Qauliyah, pengenalan terhadap Allah menjadi tepat dan akurat. Dengan mempelajari ayatul Kauniyah, pengenalan terhadap Allah menjadi meluas dan mendalam.

· Hubungan ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah: Ayat Qauliyah memberikan isyarat bagi manusia agar ayat Kauniyah (ayat) dimanfaatkan. Ayat Kauniyah memberikan bukti atas kebenaran informasi dari ayat Qauliyah.

· Melepaskan hubungan antara keduanya dapat me1emhkan manusia.

· Mempelajari ayattul Kauniyah dengan melepaskan ayatul Qauliyah akan mengakibatkan kehancuran manusia di akhirat. Sebaiknya mempelajari ayatul Qauliyah dengan melepaskan ayatul Kauniyah akan mengakibatkan kehancuran di dunia.

REFERENSI

Paket BP Nurul Fikri, Ilmu Allah

ILMU DAN URGENSINYA

Posted: September 7, 2010 in Islam
Tag:


TUJUAN

F Peserta memahami perhatian Islum terhadap ilmu

F Peserta mengetahui aspek-aspek ilmu dalam pandangan rslam

F Peserta memahami keutamaan ilmu dan orang-orang yang.berilmu

F Peserta mengetahui pengaruh ilmu terhadap iman dan tingkah laku

F Peserta memahami perintah mencuri ilmu dalam Islam dan hak-hak ilmu utas pemiliknya

METODE PENDEKATAN

F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN

Perhatian Islam Terhadap Ilmu

Manusia tidak pernah menemukan agama yang sangat memperhatikan keilmuan dengun sempurna selain Islam. Islam selalu menyeru dan memotivasi penekunan ilmu pengetahuan, mengajak umatnya untuk menuntut, mempelajari, mengamalkan, dan sekaligus mengajarkan ilmu. Islam menjelaskan keutamaan menuntut ilmu dun etikanya serta menegur orang yang tidak memperdulikannya. Islam juga sangat menghormati dan menghargai ahlul ‘lmi dan menganjurkan umatnya untuk dekat dengan mereka.

Dalam kamus yang memuat kosa kata Al-Qur’an, dinyatakan bahwa kata ‘ilm (ilmu) disebutkan sebanyak 80 kali, dan kata-kata yang terbentuk dari kata-kata tersebut ( seperti a’lamu, ya’lamuna dst ) disebutkan beratus-ratus kali. Selain itu jika kita teliti buku-buku hadist An-Nabawi akan kita temukan di dalamnya judul-judul dan masalah-masalah tentang ilmu.

Aspek-aspek ilmu dalam pandangan Islam

Ilmu dalam pandangan Islam mencakup beberapa aspek kehidupan termasuk aspek-aspek ilmu dalam pengertian barat sekarang.

1. Aspek wahyu Ilahi

Ilmu yang datangnya melalui wahyu Allah SWT. Ilmu ini mencakup hakikat alamiah manusia dan menjawab setiap pertanyaan abadi yang tak pernah hilang pada diri manusia, yaitu : dari mana. Ke mana dan mengapa? Dengan adanya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut manusia akan mengetahui asalnya, arah perjalanan yang harus ditempuh dan tujuan hidupnya. Ia akan mengetahui dirinya dan Tuhannya serta akan tenang menuju tujuan hidupnya. Aspek inilah yang pertama kali disebut’ilmu’ bahkan disebut ilmu yang paling tinggi oleh Imam Ibnu Abdil Barr.

2. Aspek Humaniora (Manusia) dan kajian-kajian yang berkaitan dengannya

Ilmu yang membahas tentang segi-segi kehidupan manusia yang berhubungan dengan tempat tinggal dan waktu. Ilmu ini mengkaji manusia sebagai individu ataupun anggota masyarakat dalam bidang ekonomi, politik, dan sebagainya.

3. Aspek material

Yaitu ilmu-ilmu yang mengkaji berbagai materi yang bertebaran di seluruh jagat raya ini, baik di udara, darat, maupun di dalam bumi seperti fisika, kima, biologi, astronomi, dsb.

Pengertian Islam tentang ilmu tidak terbatas pada aspek terakhir yang menganggap materi sebagai obyek seperti yang dipahami oleh dunia barat pada ummnya sekarang. Selain itu Islam menganggap aspek material akan melahirkan keimanan bagi yang mendalaminya [3:190-191]

Keutamaan Ilmu dan Orang-orang yang Berilmu

AL- Quran adalah kitab yang terbesar yang mengangkat derajat ulul ‘ilmi dan orang-orang yang berilmu, memuji kedudukan orang-orang yang diberi ilmu. Sebagaimana Alloh menjelaskan bahwa Ia menurunkan kitabNya dan merinci ayat-ayatNya bagi orang-orang yang mengetahui.

Dalam QS 3:18 Allah memulai pernyataan dari diriNya, memuji para MalaikatNya dan orang yang diberi ilmu. Allah meminta kesaksian mereka atas permasalahan kehidupan yang paling besar, yaitu masalah keesaan.

Allah Swt dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang keutamaan orang-orang yang berilmu:

· 39:9 Peniadaan persamaan antara orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui.

· 35:19-22 Kebodohan sejajar dengan buta, ilmu sejajar dengan melihat, hingga bodoh adalah kematian dan ilmu adalah kahidupan.

· 35:28 Ulama (orang yang mengetahui tentang kebesaran dan kekuasaa Allah) kian berilmu kian takut kepada Allah.

Pengaruh ilmu terhadap Iman dan Tingkah Laku

1. Ilmu memberi petunjuk kepada iman

Ilmu dan iman berjalan beriringan dalam Islam [30-36; 58:11], bahkan Al-qur’an menyertakan iman kepada ilmu seseorang mengetahui lalu beriman. Dengan kata lain tidak ada iman sebelum ada ilmu (22:54; 34:6)

2. Ilmu adalah penuntun amal

Ilmulah yang menuntun, menunjuki, dan membimbing seseorang kepada amal [47:19]. Ayat ini dimulai ilmu tentang tauhid lalu disusul dengan permohonan ampun yang merupakan amal. Ilmu juga merupakan timbangan/penentu daldam penerimaan atau penolakan amal. Amal yang sesuai dengan ilmu adalah amal yang diterima, sedangkan amal yang bertentangan dengan ilmu adalah amal yang tertolak [5:27). Maksud ayat ini adalah Allah hanya menerima amal seseorang yang bertakwa kepadaNya. Jadi amal tersebut harus dilakukan karena keridhoanNya dan sesuai dengan perintaNya. Hal ini hanya bisa dicapai dengan ilmu.

Untuk dapat berakhlak baikpun salah satunya harus dicapai dengan ilmu. Imam Ghazali berkata: “Muqadimah agama dan berahlak dengan akhlak para nabi tercapai jika diramu dengan 3 dimensi yang tersusun rapi, yaitu: ilmu, perilaku dan amal” (ilmu mewariskan perilaku, perilaku mendorong amal).

3. Kelebihan ilmu dari ibadah

Dalam hadits Huzaifah dan Sa’ad, Rosulullah SAW bersabda : “kelebihan ilmu lebih kusukai dari pada kelebihan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian adalah al-wara’. Ilmu dilebihkan atas ibadah sebab manfaat ilmu tidak terbatas pada pemiliknya melainkan juga untuk orang lain. Ibnu Qoyyim al-Jauziyah dalam al-Miftah menyebutkan diantara “Ilmu menunjukkan kepada pemiliknya amal-amal yang utama di sisi Allah”

Perintah Mencari Ilmu

Allah menciptakan manusia dalam keadaan vukum duri ilmu. Lalu Ia memberinya perongkat ilmu guna menggali ilmu dan belajar [16:781. Banyak hadits-hadits yang menerangkan keutamaan menuntut ilmu:

“Siapa yang berjalan di jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga” (HR Muslim). Termasuk ui dalamnya menghapal, menelaah, mengkaji, berjalan menuju majlis ilmu dan mendatangi ahli ilmu. Dalam hadits lain: “Sesungguhnya para malaikat meruhdukkan sayap-sayapnya kepada orang yang mecari ilmu kareaa ridha terhadap apa yang diperbuatnya.

Beberapa adab penting dalam mencari ilmu (hikmah kisah nabi Musa as dalam menuntut ilmu kepada Nabi Khidir dalam surat Al- Kahfi)

a) Semangat dalam mencari ilmu walaupun harus menghadapi kesulitan dan tantangan.

b) Bersikap baik terhadapr guru, memuliakan dan menghoramtinya [18:66].

c) Sabar terhadap guru [18:67-70].

d) Tidak pernah kenyang mencari ilmu [20:114].

e) Diniatkan karena Allah. Artinya harus dianggap sebagai ibadah dan jihad fisabulillah. “Janganlah kalian mempelajari ilmu agar kalian bisa saling membanggakan di kalangan orang berilmu sedang kalian tidak memperdulikan orang-orang yang bodoh dan tidak membagus-baguskan majelis ilmu itu. Barang siapa berbuat demikian, maka nerakalah baginya.”

Hak-hak ilmu atas Pemiliknya

1. Mengerti dan memahami

2. Beramal berdasarknn ilmu yang dimiliki

3. Mengajarkan ilmu dan menyebarkannya kepada orang lain

4. Wajib menjelaskan dan haram untuk menutup-nutupinya

5. Berhenti sebatas kadar ilmu yang dimiliki

REFERENSI

· Abullaits As-Samarqandi, Tanbihul Ghofilin

· Al-Ghazali, et.al, Pembersih Jiwa, Penerbit Pustaka.

· Al-Ghazali, Kepada Murid-muridku, HI Press.

· Syaikh Az-Zarnuzy, Ta’limul Muta’alim.

· Dr. Yusuf Qardhawi, Menghidupkan Nuansa Rabbaniah dan Ilmiah Pustaka Al-Kautsar.

· Dr. Yusuf Qardhawi, Rosulullah dan Ilmu Eksperimen’, Penerbit Firdaus.

· Waqfah, Edisi 7 / Vol I, 1996, hal 6-10

TRIK MENGHAFAL AL – QURAN

Posted: Agustus 30, 2010 in Islam
Tag:

Berikut kami akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah:

1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.

2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.

3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.

4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali

5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.

6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.

7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.

8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.

9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.

10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.

. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya. Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya.

JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA? Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu. Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas.

BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU? Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an. Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al-Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.

BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS? Mulailah mengulangi Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu. Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh.

APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN? Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al-Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan. Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab: نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ “Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578). Maksudnya: -Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”. -Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”. -Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”. -Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”. -Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”. -Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”. -Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”. Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: ”فَمِي بِشَوْقٍ“. Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka: – Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah. – Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah. – Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus. – Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. – Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu’ara`. – Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat. – Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas. Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.

BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN? Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya.

BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN: 1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah. 2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah. 3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al-Qur`an maka urutan meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas. 4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya. 5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase at-tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an. Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang. [Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi] Sumber: al-atsariyyah.com

TRIK MENGHAFAL AL – QURAN

Posted: Maret 6, 2010 in Islam
Tag:

TRIK MENGHAFAL AL – QURAN
• lkhlaskan niat dan bersabar
• Jangan lupa baca basmillah dulu
• Berdoa kepada Allah swt
• Bersih dari hadas kecil dan besar
• Sebaiknya menghadap kiblat
• Memakai pakaian putih yang bersih dan menutup aurat
• Jangan banyak berkata dan ketawa ketika membaca dan menghafal
• Memberikan perhatian sepenuhnya
• Jangan membaca ketika mengantuk atau menguap
• Berhenti membaca ketika ingin buang angin
• Salat dua rakaat sebelum memulai

SEBELUM MENGHAFAL
• Mempunyai azam dan minat untuk menghafal
• Memilih waktu yang sesuai untuk menghafal
• Memilih tempat yang sesuai untuk menghafal
• Berada dalam keadaan tenang
• Tenangkan pikiran sebelum menghafal
• Pilih sebuah jenis mushaf dan jangan ubah dengan jenis mushaf lain
• Beristighfar, membaca selawat dan doa sebelum mulai menghafal

TEKNIK-TEKNIK MENGHAFAL

A. Teknik “Chunking” (potongan-potongan)
• Mengelompokan ayat yang panjang dalam beberapa bagian yang memang sesuai mengikuti arahan guru atawa ustadz, jika belajar bersama mereka
• Mengelompokan awal surat pada beberapa bagian (2 atau 3 bagian) yang sesuai
• Mengelompokan surat dalam beberapa bagian, contohnya mengikut pertukaran cerita
• Mengelompokan juz kepada beberapa bagian mengikut surah, hizib, rubu’, cerita dan sebagainya
• Mengelompokan kelompok surah, setiap 10 juz dan sebagainya

B. Teknik Mengulang
• Membaca sepotong atau sebagian ayat sekurang-kurangnya lima kali sebelum mulai menghafalnya
• Membaca ayat yang telah dihafal berulang-ulang kali (10 atau lebih)
• sebelum berpindah ke ayat seterusnya
• Selepas menghafal setiap setengah halaman, harus diulang beberapa kali sebelum diteruskan bagian yang setengah halaman lagi
• Sebelum menghafal bagian Al-Qur’an seterusnya, harus diulang bagian yang sebelumnya.

C. Teknik Menghafal Dengan Teman
• Pilih seorang teman yang sama-sama berminat
• Orang pertama membaca dan disimak oleh orang kedua
• Orang kedua membaca dan disimak oleh orang pertarna
• Saling menyebut ayat antara satu sama lain

E. Teknik Mendengar Kaset/CD
• Pilih seorang qari yang baik bagi seluruh Alquran atau beberapa qari bagi surah-surah tertentu
• Sebelum mulai menghafal, dengar bacaan ayat-ayat yang ingin dihafal beberapa kali
• Amati cara, lagu dan tempat berhenti bacaan qari tersebut sehingga terpahat di pikiran
• Mulai menghafal ayat-ayat tersebut dengan cara dan gaya qari tersebut
• Sentiasa mendengar kaset/CD bacaan Alquran dan kurangi atau tinggalkan mendengerkan lagu-lagu kerana akan mengganggu penghafalan

F. Teknik Merekam
• Rekam bacaan kita di dalam kaset dan dengarkan lagi untuk memastikan bacaan dan hafalan yang betul
• Bagi kanak-kanak, rekam bacaan ibu-bapa atau guru kemudian diikuti oleh bacaan kanak-kanak tersebut
• Minta kanak-kanak tersebut mendengar kembali rekaman tersebut beberapa kali hingga menghafalnya

G. Teknik Menulis
• Tulis kembali surat yang telah dihafal. Kemudian cek lagi dengan mushaf.
• Menulis setiap ayat pertama awal surat, atau setiap rubu’, atau setiap juz, atau setiap surah dalam sehelai kertas.

MEMELIHARA HAFALAN
• Jauhi maksiat mata, maksiat telinga dan maksiat hati
• Banyak berdoa, terutama waktu mustajab doa seperti ketika berbuka puasa, ketika dalam perjalanan, selepas azan dan lain-lain lagi
• Menetapkan kadar bacaan setiap hari, contohnya, selembar, setengah juz, 1 juz dan sebagainya
• Membaca pada waktu pagi dan mengulangnya pada waktu malam
• Jangan membaca ketika sedang bosan, marah atau ngantuk
• Menulis setiap ayat yang mutasyabih

descriptive text adalah

Posted: Desember 18, 2009 in Islam
Tag:

Teks Descriptive adalah teks yang isinya mendiskripsikan sesuatu/ seseorang secara spesifik.

Generic Structure:

identification – description

Identification:

berisi identifikasi tentang topik yang akan dideskripsikan

Description:

berisi deskripsi rinci tentang bagian-bagiannya, misalnya tentang physical appearance (ciri-ciri fisik), sifat-sifatnya (characteristics) dll.

Tenses yang digunakan adalah Present tense.

Contoh-contoh judul teks descriptive:

The Ambarawa Train Museum, Museum Sejarah Jakarta, ISSIS Café, My friend Miranda, dll.

Judul-judul diatas spesifik menjelaskan sesuatu. Seperti “The Ambarawa Train Museum” menjelaskan secara detail hanya museum kereta api Ambarawa. Akan berbeda jika judulnya misalkan “The Museums” dimana teksnya akan menjelaskan kondisi museum-museum pada umumnya, teks ini akan disebut teks report.